Kami
dijamu dengan minuman dan makanan. Om Andra memperlihatkan proposal RFF-nya.
Saya kagum dengan semangat Om Andra dan anaknya yang ingin sampai ke Merauke.
Mereka mendapatkan sponsor dari berbagai kalangan. Sebagai biker yang berpengalaman, akses ke sponsor dan donatur adalah hal
penting yang perlu dipelajari. Ini juga saya lihat dari pengalaman Om Stephen
Langitan yang mendapatkan sponsor dari berbagai instansi dan merk terkemuka,
baik di dalam maupun di luar negeri. Namun, yang paling penting dari niat
touring adalah membina dan membangun persaudaraan lintas batas dengan falsafah
salah satu aspal. Saat kami berdiskusi, tiba-tiba datang seorang biker dengan Versys 650. Dia katanya,
baru saja “naik kelas” dari 250 cc ke 650 cc. Jadi, di depan Café Limo’s
terparkir empat Kawasaki Versys (milik kami, punya Om Andra dan Anaknya, dan
tamu Om Andra).
Setelah
magrib saya berpamitan ke Om Andra untuk mencari penginapan. Malam itu, kami
mendapatkan penginapan di sekitar kawasan perumahan dan pertokoan Om Andra.
Kaki saya sudah kaku, sebab air masuk ke dalam sepatu.Badan agak menggigil,
sebab dari Bandung kami terus kehujanan. Namun, ada lagi biker yang hendak berjumpa kami, yaitu Kat Ratna Juwita dan Bang
Reza Azhari. Mereka adalah petouring yang baru saja menyelesaikan touring jarak
jauh, dari Bekasi ke Banda Aceh. Bang Reza yang memiliki aku IG @lancisugali,
sementara Kak Ratna memiliki aku IG @ratnajuwita1977.
Kedua
mereka memiliki hobi motor. Bang Reza memiliki Versys 250, Kak Ratna juga
memiliki motor trail. Bahkan pertemuan mereka disebabkan karena perjumpaan Kak
Ratna di kampung Bang Reza, sebanyak 3 kali. Setelah itu, mereka bertemu untuk
bersilaturrahmi, lantas menuju ke pelaminan. Bagi saya, Kak Ratna dan Bang Reza
adalah sosok yang unik dan sangat rendah hati. Mereka menghubungi kami untuk
bertemu. Saya pun membagikan alamat penginapan kami. Tidak lama kemudian mereka
sampai. Kami pun larut dengan cerita-cerita selama beraspal ria.
Kak
Ratna merupakan wanita Aceh. Jadi, sesekali kami pun bercengkrama dalam bahasa
Aceh. Sosok Bang Reza yang ramah, terkadang membuat saya semakin terpesona.
Jenggot yang memanjang. Senyum yang manis. Dia hanya bicara seperlunya saja,
tetapi saya sangat suka dengan suaranya. Bang Reza sendiri berasal dari Banten.
Jadi, mereka merupakan pasangan yang sangat bahagia. Setelah 1 jam bertukar
cerita, mereka pun pamit. Tidak lupa Kak Ratna membagikan satu kotak kue,
sebagai bekal perjalanan kami.
Setelah
berfoto ria, mereka pun kembali. Saya sangat senang bisa berjumpa dengan
pasangan ini. Sebab, saat penyambutan kami di Bekasi ketika berangkat, mereka
juga hadir. Jadi hubungan persaudaraan satu aspal sejuta saudara, mulai terasaa
saat berjumpa di Grandwisata Motorcross. Di samping itu, kami juga kerap
berkirim kabar saat di jalan menuju Merauke. Di media sosial pun kami saling
bertegur sapa, sehingga hubungan persaudaraan ini semakin melekat.
MasyaAllah bg, mksh beuh msh ingat dgn cerita pertemuan jodoh kami, smoga abg KBA dan kluarga bahagia dunia dan akhirat.
Kmn pun dan dimanapun kita sesama pemotor hrs saling support, wlpn kami blm bs support secara materi, InsyaAllah klo tenaga kami msh bs bantu.. 😊😇😍
Sama-sama Kak Ratna. Semoga berjumpa lagi, saat kita di atas aspal. Salam hangat dari Manda Aceh.