Di samping
persiapan di atas, saya pun melakukan perjalanan solo riding ke Aceh Barat Daya dan Aceh Tengah. Di sini saya bermaksud
untuk menguji ketahanan fisik dan Nyak Ver, walaupun saya bersama Nyak Ver dan
istri sudah pernah melakukan touring jarak jauh dari Bali menuju Banda Aceh.
Solo touring ini memang sangat membantu, mengingat jalan yang akan saya lalui
selama Touring Indonesia Harmoni memang tidak jauh berbeda dengan medan jalan
yang ada di Aceh. Harus diakui bahwa jalanan di Aceh memang merepresentasikan
hampir semua jalan yang akhirnya saya lewati selama Touring Indonesia Harmoni.
Setelah persiapan matang, termasuk
membereskan anak-anak masuk sekolah pada bulan Juli 2021. Sengaja saya pilih
tanggal 28 Juli, karena anak saya yang ketiga, Queen Zulaikha masuk pesantren
pada tanggal 25 Juli. Jadi, semua urusan sekolah anak-anak sudah dibereskan
sebelum tanggal keberangkatan. Di samping itu, dua anak saya yang masih di
rumah pun harus saya yakinkan bahwa abah mereka pergi untuk kembali. Saat
kembali, mereka menagih janji yaitu mereka harus ke Sabang. Itulah mengapa kami
tidak memilih titik keberangkatan kami dari titik 0 KM di Sabang. Saat kembali
dari Touring Indonesia Harmoni, kami akan mengajak anak-anak ke Sabang. Janji
itu kadang mereka tagih saat kami VC dengan mereka ketika Touring Indonesia
Harmoni.
Jadi, cerita ini pada giliranya,
merupakan catatan perjalanan Touring Indonesia Harmoni, mulai keberangkatan
hingga kepulangan kami ke Banda Aceh. Catatan ini mungkin akan membantu para pembaca
untuk memahami konsep Nusantaranologi, yang kami tawarkan setelah menyelesaikan
buku Acehnologi. Konsep Nusantaranologi sendiri adalah konsep keilmuan untuk
memahami Nusantara yang memiliki kekayaan budaya yang tidak dimiliki oleh
bangsa lain di dunia ini. Karena itu, ketika perjalanan Touring Indonesia
Harmoni direstui oleh BNPT, saya langsung berpikir bahwa ini adalah kesempatan
saya untuk melihat Nusantara dari jarak dekat. Hal yang sama pernah saya
lakukan ketika menulis buku Acehnologi, bahwa saya harus mengelilingi Aceh
sampai ke pelosok.
Kehadiran catatan ini tentu saja
disajikan dengan catatan-catatan perjalanan yang amat subyektif. Ketika Touring
Indonesia Harmoni dilepas pada tanggal 28 Juli 2021 oleh Prof. Yusny Saby, dia
mengatakan bahwa akan muncul tulisan dari KBA yang didasarkan pada apa yang
dirasakan, bukan hanya pada apa yang dilihat. Memang benarnya adanya, ketika
kami berkeliling Indonesia, lebih banyak menggunakan rasa, daripada apa yang
terlihat atau tersurat. Pola memahami apa yang tersirat inilah yang kemudian
memberikan kemampuan pada saya untuk menafsirkan apa yang saya rasakan ketika
melewati setiap kawasan selama Touring Indonesia Harmoni.
Suasana Pelepasan Touring Indonesia Harmoni
Your comment is needed to improve our next issues. Please support our mini-research through this link. |
Ditunggu yg ke-3