Dampak Non-Collateral Terhadap Cina dan Amerika dari Perang Dagang

Setelah kita menyajikan dua analisa terhadap perang dagang antara Cina dan Amerika, sebagai akibat dari kebijakan Trump, maka dalam kajian ini akan dikupas bagaimana dampak non-collateral (dampak yang disengaja) bagi bagi kedua negara tersebut dari perspektif geopolitik. Ketika tulisan ini disajikan, masing-masing mesin propaganda kedua negara ini saling memberikan insight bagaimana kelemahan masing-masing.

Bahkan sudah beredar meme AI situasi pabrik Amerika, ketika warganya menjadi pekerja. Demikian pula, situasi terkini pabrik-pabrik di Cina yang sudah tidak lagi beroperasi, karena tidak lagi pesanan dari konsumer mereka di Amerika Serikat.

Namun yang menarik, karena Amerika adalah negara yang bebas berbicara sebagai negara demokrasi, maka serbuan kritikan dari berbagai kalangan terhadap kebijakan Tsunami Trump ini pun tidak dipungkiri. Sementara di Cina, sebagai negara yang agak tertutup dalam memberikan kebebasan berpendapat, lebih banyak menyajikan berita-berita yang berisi propaganda bahwa negara ini siap dengan segala akibat dan meminta warganya untuk tidak panik.

Bahkan pernyataan Cina sudah ada di bumi ini sejak 5000 tahun mempertegas bahwa warga Tiongkok dengan kekayaan peradaban mereka, pernah berada dalam keadaan yang sangat buruk. Karena itu, akibat dari Tsunami Trump ini tentu tidak begitu berdampak, karena mereka akan melawannya sampai akhir.

Pada saat yang sama, Prediden Cina mulai akan melakukan kunjungan diplomatiknya ke negara-negara ASEAN. Sementara negara-negara ASEAN dan beberapa negara yang berdampak dari kebijakan Trump ini berebut jadwal untuk melakukan negosiasi mengenai tarif impor. Pada saat yang sama, pesona Trump yang selalu tidak โ€œsantunโ€ dalam berkomunikasi, diimbangin dengan pesona Xi Jinping yang jarang tampak seperti begitu agresif.

See also  Fikih adalah Ilmu Sosial Islam

Beberapa analisa tentang pesona pemimpin Cina memang telah dikupas dalam majalah Foreign Affairs. Mereka benar-benar telah mempersiapkan diri dalam keadaan apapun, kendati dorongan dan tekanan dari persoalan yang dihadapi tidak dapat disembunyikan dari wajah mereka.

Strategi Cina dampaknya mendapatkan simpati global, karena jejaring kekuatan ekonomi global mereka sudah tersebut di lima benua. Sementara Amerika Serikat malah mendapatkan sebaliknya. Namun selalu menyebarkan โ€œketakutanโ€ dan โ€œkekhawatiranโ€ bagi siapapun yang tidak mau ikut dengan kepentingan mereka, kecuali Cina untuk saat ini.

Simpati global ini terus memberikan ruang gerak bagi Cina untuk mempertahankan sikap nya terhadap tekanan Trump. Bahkan balasan demi balasan terhadap kenaikan tarif dari Trump selalu direspon hingga sangat dimungkinkan bahwa Cina dapat memutuskan untuk tidak lagi mengimpor barang dari Amerika.

Sementara itu, Faktor Iphone memberikan suatu narasi lain terhadap dampak perang dagang. Iphone telah menerbangkan hampir 1.5 juta Iphone dari India ke Amerika Serikat. Sementara ada jutaan Iphone, mungkin yang masih berada di China. Sampai sekarang belum diketahui apakah Iphone sudah berhasil mengeluarkan barang mereka dari perbatasan Cina.

Ketika โ€œmade in Chinaโ€ adalah murah, maka dampak perang dagang ini akan membuat harga Iphone meroket di pasar Amerika Serikat. Pola Iphone yang โ€œinvented by Americaโ€ kemudian โ€œmade by Chinaโ€ menampakkan adanya hubungan dagang Amerika dan Cina yang sulit untuk digunting. Bahkan belakangan Trump mengecualikan tarif barunya untuk perangkat elektronik. Kondisi ini kemudian memberikan indikasi kuat bahwa perang dagang ini akan sangat berdampak bagi kedua negara.

See also  Why They Hate Bali?

Harus diakui bahwa etos kerja orang Cina dalam bekerja tidak dapat diragukan. Mereka selalu mengejar target. Mereka tidak begitu menjalani hidup seperti warga Amerika, dimana etosnya sudah diimbangi dengan keamanan sosial dari negaranya. Demikian pula, agresifitas warga Cina dalam menyelesaikan pekerjaan ini kemudian memberikan harapan yang tidak seirama dengan dinamika para pekerja di Amerika Serikat.

Karena dampak terhadap industri di Cina akan berlangsung beberapa bulan. Sebab barang-barang tersebut tidak dikirimkan, karena akibat dari kebijakan tarif ini. Sangat boleh jadi, setelah 90 hari, akan muncul lagi bahwa โ€œmade by Chinaโ€ lalu โ€œdistributed by third country.โ€

Karena itu, Cina akan terus menarik simpati global, khususnya dari Asia Tenggara untuk tetap berada dalam saku baju kepentingan ekonomi globalnya. Dengan kata lain, negara-negara yang berada dalam saku baju Cina ini akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat dan pada saat yang sama, akan setia berada dalam barisan kepentingan Cina.

Dampak non-colateral ini akan menyebabkan beberapa hal. Pemerintah Cina akan menutup semua informasi yang menyebutkan akibat dari kemunduran ekonominya, khususnya ketika pergerakan ekonominya melambat, jika bukan melemah. Biasanya, sebagai bangsa yang sudah memiliki ketahanan sepanjang ratusan tahun, dampak yang dirasakan oleh rakyat Cina tentu bukanlah sesuatu yang pernah dibayangkan sebelumnya, tetapi sudah pernah dirasakan.

Adapun bagi Amerika Serikat yang juga sedang dilanda isu resesi, kemungkin dampak serius terhadap perekonomian mereka akan memuncak. Namun, Trump selalu mengulang-ulang bahwa beberapa perusahaan telah menanamkan modal mereka di Amerika dengan jumlah yang sangat fantastis. Bahkan, akibat dari perang dagang ini, Trump selalu menyebutkan bahwa pendapatan negaranya sudah begitu membaik.

See also  8 Future World Scenarios

Akan tetapi, sektor real yang menjadi acuan bagi kehidupan rakyat Amerika pun sudah sangat berdampak. Bahkan, akibat dari sikapnya terhadap Kanada, yang melakukan kenaikan tarif, warga Kanada sudah enggan bepergian ke Amerika. Bahkan mereka memikirkan ulang untuk tinggal di negara ini. Demikian pula, kunjungan wisatawan ke Amerika pun sudah menunjukkan dampak yang cukup signifikan penurunannya.

Keadaan di atas menyebabkan beberapa pelaku bisnis mengalami proses penyesuaian ulang pendapatan mereka, akibat dari respon global terhadap kebijakan Presiden Trump. Dengan kata lain, kendati kampanye Make American Great Again menjadi ajakan Trump, namun untuk mencapai hal tersebut tentu memerlukan waktu yang tidak sekejap. Paling tidak, jika Amerika ingin melakukan perbaikan dari atas sikapnya terhadap Cina, maka diperlukan paling tidak beberapa tahun untuk membuat Amerika tidak bergantung lagi dari โ€œmade in China.โ€

Demikian pula sikap Trump yang memberikan ruang waktu selama 90 hari untuk menunda pemberlakuan tarif impor, tentu akan memudahkan bagi Cina untuk memberikan daya tawar yang lebih keras kepada pemerintah Amerika. Dengan kata lain, upaya Trump melakukan strategi โ€œcarrotโ€ dan โ€œstickโ€ terhadap negara-negara yang ingin melakukan penawaran tarif tentu akan membuat negara ini akan diupayakan untuk tidak memperbanyak ketergantungan dari negara-negara yang menjadi โ€œsahabat dekatโ€ Cina dalam kegiatan ekonomi mereka.

 

Also Read

Bagikan:

Kamaruzzaman Bustamam Ahmad

Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad (KBA) has followed his curiosity throughout life, which has carried him into the fields of Sociology of Anthropology of Religion in Southeast Asia, Islamic Studies, Sufism, Cosmology, and Security, Geostrategy, Terrorism, and Geopolitics. Prof. KBA is the author of over 30 books and 50 academic and professional journal articles and book chapters. His academic training is in social anthropology at La Trobe University, Islamic Political Science at the University of Malaya, and Islamic Legal Studies at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. He received many fellowships: Asian Public Intellectual (The Nippon Foundation), IVLP (American Government), Young Muslim Intellectual (Japan Foundation), and Islamic Studies from Within (Rockefeller Foundation). Currently, he is Dean of Faculty and Shariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia.

Tags

Leave a Comment